Liyablukum ayyukum ahsanu ‘amala (untuk menguji
kalian, siapa diantara kalian yang terbaik amalnya). Ini merupakan pesan
terpenting untuk direnungkan mengenai tujuan hidup orang-orang beriman
Diawali dengan huruf li,yang menunjukkan fungsi dari
dua hal yang mendahuluinya, yaitu al-mauta wal hayata (kematian dan
kehidupan).
Yablukum adalah gabungan dari satu kata kerja (fi’l) dan
dhamir “kum”. Yablu adalah kata kerja, artinya, menguji
Terdapat dalam ayat lain dalam Al-Qur’an yang menggunakan
kata ini. Salah satunya,
“Dan kami pasti akan menguji kalian dengan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan,”(QS. Al-Baqarah
[2]: 155)
Dalam ayat lain, Allah SWT juga berfirman,
Sesunguhnya kami telah menguji mereka (musyrikin Mekkah)
sebagaimana kami telah menguji pemilik-pemilik kebun, ketika mereka bersumpah
bahwa mereka sungguh-sungguh akan memetik (hasil)nya di pagi hari,” (QS.
Al-Qalam [68]:17)
Pandangan umum menyebutkan bahwa fase-fase penting dalam
suatu proses ujian terdiri dari: fase praujian,ujian, dan pasca ujian. Fase kehidupan
sebelum memasuki usia mukkalaf (balig) adalah fase praujian, dan setelah
memasuki usia mukallaf(balig), manusia telah berada dalam fase ujiankehidupan.
Kematian adalah permulaan fase prajujian, dan merupakan fase hasil dari
aktivitas manusia selama berada dan fase ujian.
Hal yang berbeda diungkapkan oleh ibnu katsir dalam
tafsirnya. Menurutnya, kehidupan dunia adalah masa praujian, atau persiapan
sebelum memasuki masa ujian itu. Kematian adalah bentuk ujian formalnya;
sementara hasilnya akan diketahui pada kehidupan berikutnya, yaitu kehidupan
akhirat.
Orang-orang lulus ujian akan masuk surga, dan orang-orang
yang tidak lulus akan masuk neraka. Didalam al-Qur’an, Allah SWT senantiasa
mengistilahkan orang-orang yang lulus dengan sebutan al-fa’uzan (orang-orang
yang meraih kemenangan). Sedangkan orang-orang yang tidak lulus biasa disebut
dengan al-khasirun (orang-orang yang merugi). Kedua istilah ini sering
digunakan dalam suatu kompetisi atau perlombaan.
Banyak yang menyadari bahwa kehidupan dunia adalah sebuh
permainan, tetapi tidak banyak yang menyadarinya sebagai arena persaingan untuk
menjadi pemenang di akhirat kelak, sehingga lebih banyak orang yang bergairah
untuk berkompetisi meraih kebahagian duniawi. Sementara untuk meraih kebahagian
akhirat, dia tidak melakukan apa-apa. Sehingga dia hanya menjadi pemenang dalam
kehidupan duniawi, tetapi menjadi pecundang dalam kehidupan akhirat.
Sumber : Buku Kerajaan Al-Qur'an
Pengarang : Hudzaifah Ismail
Sumber : Buku Kerajaan Al-Qur'an
Pengarang : Hudzaifah Ismail
0 comments:
Posting Komentar
Komentar anda akan dihapus jika :
1. SPAM atau meninggalkan komentar mengandung unsur SARA
2. Berkata kasar atau kata-kata negatif lainnya
3. Meninggalkan komentar dengan link hidup
4. Komentar tidak berhubungan dengan tema
5. Jika anda ingin berlangganan "komentar" dari artikel ini, pilih link "Subscribe by email" pada bagian bawah form komentar